*Artikel ini telah diterjemahkan dari bahasa Inggris asli...*
Di mana?
Batusangkar adalah bekas ibukota kerajaan Minangkabau, dan terletak di Timur Laut Padang.
Mengapa Mengunjungi?
Dikenal secara lokal sebagai ‘kota budaya’, Batusangkar memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada wisatawan yang penasaran, dari contoh terbaik arsitektur Minangkabau di istana Pagaruyung hingga pacuan sapi “Pacu Jawi” yang menggembirakan.
Ujung atas; Batusangkar adalah rumah dari Kawah Daun tradisional; minuman panas yang terbuat dari daun tanaman kopi dan sering diminum dari tempurung kelapa. Tempat favorit kami untuk menikmatinya adalah Tabek Patah di jalan menuju Payakumbuh; Anda bisa menyesap Kawah Daun sambil menikmati panorama yang indah. Jika tidak, tanyakan kepada teman dan mereka akan dengan senang hati mengarahkan Anda ke tempat favorit mereka untuk minum secangkir teh.
Bagaimana menuju ke sana?
Ada bus dari Aur Kuning di Bukittinggi, yang memakan waktu sekitar satu jam untuk mencapai Batusangkar. Atau, perjalanan dari Padang memakan waktu sekitar dua jam dengan biaya sekitar Rp.35.000,/orang.– Anda bisa menggunakan transportasi umum seperti bus atau mini bus yang dapat di temui di daerah Air Tawar depan Universitas Negri Padang (UNP) atau di depan stasiun kereta Tabing.
Dimana selanjutnya?
Sawahlunto! Kota kecil yang indah ini, dikelilingi oleh perbukitan, terletak sekitar satu setengah jam dari Batusangkar. Transportasi umum tersedia dari pusat kota.
Di mana mendapatkan informasi lebih lanjut?
Saya harap Anda menemukan artikel bermanfaat ini. Gunakan bilah pencarian di bagian atas halaman untuk menemukan artikel kami di tempat tertentu, atau telusuri sisa situs untuk mencari tahu tentang beberapa tujuan hebat lainnya di Sumatera Barat. Jika Anda memiliki pertanyaan, tinggalkan komentar di bawah, atau kirimkan email kepada kami di westsumatratraveler@gmail.com – kami berharap dapat mendengar dari Anda!
Jen adalah seorang gadis Inggris yang menemukan dirinya di Sumatera, dan memilih untuk menetap. Seorang istri, ibu, pengembara dan kutu buku, dia telah tinggal di Padang cukup lama untuk berbicara bahasa dan menemukan banyak petunjuk dan tip berguna untuk wisatawan.